Ehehehe, kenapa saya tulis gratisnya besar sekali? Karena saya bingung sekaligus senang begitu keluar dari kedutaan Jepang setelah menunggu visa dengan harap-harap cemas. Sumber kecemasannya adalah berita jika Visa Jepang high season, sementara kesempatan saya mengambil paspor hanya hari Jumat itu saja untuk dibawa ke Thailand pada hari Minggu. Saya membuat visa Jepang karena paspor saya masih paspor biasa, belum E paspor sehingga tidak bisa waiver.
Awalnya, saya berniat untuk membuat visa melalui travel agent seharga Rp 500.000 untuk single entry karena domisili saya di Bandung dan susah untuk ke Jakarta pada hari-hari kerja kedutaan Jepang. Tapi, visa di travel agent membutuhkan waktu 14 hari kerja dan bulan itu saya harus bolak-balik ke Thailand 2 kali dengan jeda 10 hari. Sementara, awal bulan selanjutnya saya harus sudah berangkat ke Jepang 🙁 . Akhirnya, mau tidak mau saya urus sendiri dan prosesnya hanya 3 hari kerja!
Sebelum berangkat ke kedutaan Jepang, saya susun terlebih dahulu semua persyaratannya, jadi di sana tinggal menyerahkan saja. Saya tiba di kedutaan jepang pada pukul 6.30 pagi. Baru satu orang yang antri mengajukan visa secara mandiri. Teman saya mengantri lainnya adalah bapak-bapak dari travel agent. Pada pukul setengah 8 pagi, mulai banyak orang berdatangan untuk mengajukan visa secara mandiri. Oh iya, pastikan untuk mengecek hari kerja kedutaan besar Jepang ya! Karena rugi kalau udah jauh-jauh datang ternyata tutup, apalagi dari luar kota seperti saya. Hari libur dan hari kerja mereka bisa di cek di sini. Selain itu, harus sesuai yuridikasi wilayah juga. Ada 5 wilayah konsulat Jepang, yaitu di Jakarta, Surabaya, Bali, Makassar, dan Medan. Nah, pembagiannya bisa dicek di sini.
Perlu diketahui, jika penyerahan dokumen visa jepang adalah pukul 8.30 pagi sampai pukul 12 siang. Sementara, pengambilan visa pukul 1.30 siang sampai pukul 3 sore. Tepat pukul setengah 8 pagi, kita diperbolehkan masuk ke gedung kedutaan Jepang. Jadi, sebelumnya ngatri diparkiran, tapi disediakan tenda dan kursi terbatas kok. Pemohon visa secara mandiri akan masuk setelah antrian untuk orang jepang dan travel agent kosong. Tidak terlalu lama. Begitu memasuki gedung, kita harus menukar ID Card KTP dengan nomor gelang. Setelah menukar, kita memasuki sebuah ruang pemeriksaan barang bawaan. Pemeriksaannya mirip sekali dengan di bandara. Lalu, baru deh masuk ke lobby visa.
Antrian di parkiran tadi, bukan berarti antrian pengajuan visa lhoh! Jangan lupa untuk mengambil nomor antrian di dekat loket, jika tidak mengambil percuma datang pagi-pagi 😛 . Nah, di situ, tinggal deh nunggu untuk dipaggil untuk menyerahkan dokumen.Di seberang visa juga ada kamar mandi yang bersih dan tidak bau. Berikut dokumen persyaratan visa jepang yang perlu disiapkan.
1. Paspor
Paspornya harus berlaku dan minimal berakhir 3 bulan setelah rencana kepulangan dari Jepang.
2. Formulir permohonan visa. [download (PDF)] dan Pasfoto terbaru (ukuran 4,5 X 4,5 cm, diambil 6 bulan terakhir dan tanpa latar, bukan hasil editing, dan jelas/tidak buram)
Saya foto di Jonas dengan latar belakang foto berwarna putih. Mukanya juga diedit diputihin sama mas-mas foto. Hehehe.
3. Foto kopi KTP (Surat Keterangan Domisili)
KTP saya belum E KTP dan tidak apa-apa. Saya melampirkan bukti bawa saya sudah perekaman E KTP.
4. Fotokopi Kartu Mahasiswa atau Surat Keterangan Belajar (hanya bila masih mahasiswa)
Saya hanya menyerahkan surat keterangan belajar saja, minta di admin prodi. Ini biar visa jepang gratis ! 😀 .
5. Bukti pemesanan tiket (dokumen yang dapat membuktikan tanggal masuk-keluar Jepang)
Bukti pemesanan tiket saya print dengan printer berwarna supaya tidak terlihat seperti foto kopi-an.
6. Jadwal Perjalanan [ download (DOC)] (semua kegiatan sejak masuk hingga keluar Jepang)
Saya menulis itinerary di laptop lalu diprint
7. Fotokopi dokumen yang bisa menunjukkan hubungan dengan pemohon, seperti kartu keluarga, akta lahir, dlsb. (Bila pemohon lebih dari satu)
Ini hanya kalau diwakilkan, saya mengajukan sendiri, untuk diri sendiri, dan sendirian 🙁 . Belibet banget hehehe. Initinya, saya tidak memerlukan ini
8. Dokumen yang berkenaan dengan biaya perjalanan:Bila pihak Pemohon yang bertanggung jawab atas biaya
* Fotokopi bukti keuangan, seperti rekening Koran atau buku tabungan 3 bulan terakhir (bila penanggung jawab biaya bukan pemohon seperti ayah/ibu, maka harus melampirkan dokumen yang dapat membuktikan hubungan dengan penanggung jawab biaya).
Berhubung saldo saya under 10 jt, saya minta inject dari Ibu. Jadi, ibu transfer lalu saya print di bank dan saya balikin transfer lagi ke ibu. Saat itu saya inject sekitar 25 jt. Jadi, total saldo keuangan sekitar 30 jt. Karena menggunakan account diri sendiri, tidak perlu melampirkan dokumen hubungan, cukup rekening koran / fotokopian buku tabungan saja. Untuk minimal saldo, tidak mensyaratkan minimal harus berapa. Akan tetapi, biar aman minimal tabungan kira-kira sejumlah uang jajan dan biaya hidup selama berada di Jepang. Misalnya, sehari butuh biaya hidup 1 juta dan berada di Jepang seminggu, maka paling tidak ada saldo 1 juta x 7 = 7 juta.
*Dokumen harus disusun urut dari no 2 sampai no 8.
Proses penyerahannya tidak lama, total saya berada di lobby visa kurang dari 30 menit sehingga kurang lebih pukul 9 saya sudah meninggalkan gedung kedutaan Jepang. Begitu kita menyerahkan dokumen, nanti kita akan diberikan kertas tanda terima yang tidak boleh hilang. Kertas tersebut digunakan untuk mengambil visa. Saya menyerahkan dokumen hari Senin dan paspor dapat diambil pada hari Kamis. Tapi, saya ambilnya hari Jumat. Hehehehe.
Nah, di dokumen tanda terima tersebut ada tulisan S 1 yang ditulis oleh bapaknya. Ternyata, itu adalah tulisan sakti! Berkat tulisan tersebut visa saya gratisssss! 😀 😀 😀 Kyaaaaaaaaaaaaaaaa, alhamdulillah banget rizki akhir bulan karena budget untuk visa Jepang bisa buat nambah uang jajan. Hehehe. Sebelumnya, saya tidak tahu kalau visa Jepang untuk mahasiswa itu gratis. Taraaaa, inilah penampakan visa saya.
Berikut biaya visa Jepang jika berbayar :
Harga VISA (per 1 April 2017): | ||
---|---|---|
Harga Lama | Harga Baru | |
1.Visa Single Entry | Rp 330,000,- | Rp 370,000,- |
2.Visa Multiple Entry | Rp 660,000,- | Rp 740,000,- |
3.Visa Transit | Rp 80,000,- | Rp 90,000,- |
Untuk pengambilan paspor, saya tiba di Kedutaan Jepang tepat pukul 1.40 siang dan dapat nomor antrian 311! Padahal, pengambilan visa dilayani pukul 1.30 sampai pukul 3 sore. Hmmm, tapi tidak teralalu lama juga kok, karena saya tinggal menunggu 90 orang lagi sekitar setengah jam-an. Pembayaran visa dilakukan saat pengambilan visa dan paspor.
Transportasi dari Bandung dan Tips Jika Naik Ojek
Untuk ke Kedutaan Jepang, dari Bandung bisa naik kereta Argo Parahyangan turun di Gambir. Dari Gambir bisa naik Gojek menuju Gedung Pertamina Lubricants bagian belakang. Masuk ke lift dan pencet lantai 1, tiba deh di lobby Pertamina Lubricants. Kedutaan Jepang berada tepat di depan Pertmina Lubricants. Kita jalan melewati jembatan penyebrangan di kiri Pertamina Lubricants terlebih dahulu menuju Kedutaan Jepang. Jadi, di Pertamina Lubricants hanya numpang lewat. Hehehe. Ini adalah ajaran bapak ojek, katanya supaya saya tidak berjalan jauh. Cara ini dikarenakan motor dilarang melintasi Jalan Thamrin di mana kedutaan Jepang berada. Untuk yang membawa kendaraan, Kedutaan Jepang tidak menyediakan parkiran sehingga bisa parkir di Plaza Indonesia yang berada terpat di samping Kedutaan Jepang. Nah, berikut total pengeluaran saya dalam mengurus visa Jepang. Untuk pengambilannya, saya tidak kembali ke Bandung dan nginep di rumah nenek saya karena Minggu harus ke Jakarta lagi flight ke Thailand. Jadi, saat pengambilan saya ke kedutaan Jepang bawa-bawa koper dan tentu saja dilihatin orang-orang.
Penyerahan
Gojek Gambir – Thamrin PP Rp 8.000
Gojek Gambir – Thamrin PP Rp 4.000
Argo Parahyangan Bandung Jakarta PP Rp 200.000
Pengambilan
Argo Parahyangan Bandung Jakarta Rp 100.000
Total Rp 312.000
Semoga pengalaman membuat visa jepang ini bermanfaat ! 😀