Traveling Period, 1 – 15 Oktober 2023
Pukul 03.00 pagi, MasyaAllah biasanya ga pernah bangun jam segini tapi di sini bisa kebangun dengan entengnya langsung seger, kami bergegas menuju masjid Nabawi untuk sholat tahajud dan persiapan sholat subuh. Kota Madinah adalah kota yang tidak pernah tidur karena selalu saja ada yang datang dan pergi ke Masjid Nabawi setiap saat bahkan dini hari ataupun tengah malam.
Agenda dari tour travel hari ini adalah ziarah ke Masjid Quba, Jabal Uhud dan Percetakan Al Qur’an. Perjalanan dimulai pukul 8 pagi. Jadi, selesai sholat subuh kami bergegas menuju ke hotel untuk sarapan dan tepat pukul 8 pagi sudah berangkat. Karena hari ini jamaah laki-laki ada jadwal ke Raudah pukul 11 siang, bis dipisah antara jamaah laki-laki dan perempuan biar sat set menuju ke Raudahnya.
Masjid Quba
Masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun Rasulullah saat berada di Kota Madinah. Bangunan Masjid ini sederhana tapi bagus sekali arsitekturnya. Di sini, kami melaksanakan sholat Tahiyatul Masjid. Karena bangunan masjidnya tidak sebesar Masjid Nabawi dan jamaahnya buanyak, jadi cukup berdesakan. Usahakan, setiap ada agenda ke masjid untuk wudhu dan menjaga wudhu agar lebih simpel bisa langsung sholat. Ohiya, kita juga di sunnahkan untuk wudhu terlebih dahulu dari hotel kita akan melaksanakan sholat di Masjid Quba . Melaksanakan sholat di Masjid Quba, pahalanya sama dengan orang melaksanakan ibadah umroh, MasyaAllah.
Kebun Kurma
Setelah dari Masjid Quba, kami mengunjungi Kebun Kurma. Oiyaaa, walaupun namanya kebun kurma, agenda utama kami di sini berbelanja 😀 Di Kebun Kurma ini, ada toko oleh-oleh yang gedhe banget dan jual bakso juga. Karena wisatawan Indonesia terkenal banget kenceng belanja oleh-olehnya, pelayan tokonya sebagian besar pada bisa Berbahasa Indonesia. Di sini, saya hanya membeli Kurma Ajwa. Kata tour leader saya, kalau mau cari kurma better di Madinah lebih seger. Tapi, kalau mau cari baju-baju seperti abaya, better belanja di Kota Makkah.
Jabal Uhud
Selanjutnya, agenda kami berziarah ke Jabal Uhud. Di sinilah tempat Perang Uhud terjadi. Jabal uhud sendiri merupakan sebuah bukit berwarna kemerahan. Dahulunya, bukit tersebut berwarna sama dengan bukit lainnya, namun berubah menjadi kemerahan setelah terjadinya Perang Uhud. Di sini tedapat pula pemakaman sahabat dan pasukan Nabi Muhammad SAW yang gugur dalam medan pertempuran. Kami mengunjungi makam dan berdoa dibimbing oleh Pak Ustad.
Percetakan Al Qur’an Al Madina
Untuk jamaah laki-laki, karena waktunya sudah mepet dengan jadwal Raudah, tidak melanjutkan perjalanan ke Percetakan Al Qur’an Al Madina. Untuk jamaah perempuan, alhamdulillah kami dapat melanjutkan perjalanan dan waktu kami juga sudah cukup mepet karena pukul 11 siang tempat ini sudah closed tidak menerima pengunjung lagi. Qodarullah, kami jadi rombongan terkahir yang diperbolehkan masuk. Di sini, kita dapat melihat koleksi Al Qur’an yang diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan bagaimana proses percetakan Al Qur’an. Saat pulang, masing-masing jamaah diberikan 1 Al Qu’ran gratis untuk dibawa pulang.
Selesai dari percetakan Al Qur’an, kami kembali ke hotel untuk makan siang lalu beribadah Sholat Dzuhur di Masjid Nabawi. Walaupun sudah lewat waktu jama’ah sholat, usahakan untuk selalu melaksanakan sholat di dalam Masjib Nabawi karena tentu pahalanya lebih banyak, rugi dong sudah jauh-jauh tapi sholatnya di hotel :’) Di sini, saya tidak pulang dan menunggu hingga waktu Ashar tiba. Selain berziarah ke Masjid Quba, Jabal Uhud, dan Percetakan Al Qur’an Al Madina, agenda kami juga manasik umroh selepas Sholat Ashar.
Kami melaksanakan manasik umroh di pelataran Masjid Nabawi. Pak Ustad menjelaskan kembali mengenai tata cara ibadah umroh dan teknis keberangkatan menuju Makkah hari esok. Di sela-sela penjelasan, banyak jamaah yang salah fokus karena peralihan dari payung Masjid Nabawi yang iconic dari payung mekar ke payung tertutup. Payung di pelataran Masjid Nabawi mekar di waktu syuruq dan tertutup di waktu sunset. Payung-payung ini fungsinya untuk melindungi jamaah dari panasnya sinar matahari. Di tiang-tiang payung juga terdapat kipas-kipas yang mengeluarkan uap dingin untuk menyejukkan udara.
Pukul 5.30 manasik umroh selesai dan jamaah bersiap untuk sholat maghrib. Seperti biasa, saya menunggu hingga isya’ untuk pulang ke hotel. Rasanya, cukup sedih karena esok hari sudah meninggalkan kota Madinah dan berpisah dengan Masjid Nabawi. Semoga suatu bisa kembali ke sini lagi :’)