Indonesian Destination

Malang Day 2: Pengalaman ikut Open Trip Bromo

July 17, 2023

Ini adalah kali kedua saya pergi ke Bromo, tetapi kali pertama bagi Hengky. Kami sangat excited since udah di-spill beberapa teman kalau bromo sekarang lagi bagus banget.  Pengalaman pertama saya ke Bromo di tahun 2013 gak semenyenagnkan itu: high season, kesiangan dan macet. Jadi, ini semacam revisi trip untuk saya hehehe. Kami mengikuti open trip menggunakan vendor Lepas Suntuk, rekomendasi dari teman dan saya booking trip ini 12 jam sebelum keberangkatan, cukup mendadak. Saya sempat menghubungi beberapa vendor open trip, tetapi vendor ini yang paling responsif. Harga open trip ini adalah Rp250.000 per orang. Saat itu peserta open trip ada 4 orang, saya, Hengky dan 2 tamu lain.

Perjalanan Menuju Bromo

Perjalanan open trip ini dimulai pukul 12 malam dan diperkirakan akan tiba kembali di penginapan sekitar pukul 11 siang. Kami dijemput dari hotel menggunakan mobil city car menuju titik transit sebelum beralih ke jeep. Layanan penjemputan ini disediakan secara gratis jika tamu berada di wilayah Malang Kota. Namun, jika berada di Kota Batu, akan dikenakan biaya tambahan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, mengingat jaraknya yang cukup jauh. Oiya, di hari kedua ini, saya menginap di Bobobox Alun Alun Malang karena hanya membutuhkan tempat untuk meletakkan barang, beristirahat sejenak dan parkir mobil.

Jarak antara Malang Kota (saat itu saya berada di Alun-Alun) dan lokasi transit ditempuh dalam waktu 1 jam. Sepanjang perjalanan kami full tidur, simpan tenaga untuk jalan kaki dan biar ga ngantuk. Sekitar pukul 1, kami tiba di lokasi transit dan disuguhi segelas teh hangat. Enak banget minum teh hangat di teras rumah warga dengan cuaca dingin sejuk dan langit cerah kelihatan bintang-bintang! Di sini, kami menunggu sekitar 1 jam sambil ngobrol dan berkenalan dengan tamu lain. Oiyaa, di sini juga ada toilet jadi bisa bungan air dan siap-siap karna di kawasan Bromo toilet lumayan jauh dan biaya sekali penggunaan toilet adalah 5 ribu rupiah per orang.

Pukul 2, kami memulai perjalanan menggunakan jeep menuju lokasi huting sunrise.  Perjalanan ini memakan waktu sekitar 1 jam dengan melewati jalan yang terjal dan curam. Walaupun begitu, saya tetap bisa merem tapi sambil mempertahankan posisi biar ga kejedug. Kalau ga merem, bingung juga mau lihat apa karna gelap gulita. Begitu kami turun dari jeep, brrr rasanya sangat dingin banget! Saya kira overkill pakai jaket winter ke Bromo. Tapi ternyata, angin di sini dingin banget dan menusuk. Bahkan, di sini ada beberapa pedagang yang menyewakan jaket winter.

Menunggu sunrise di warung

    

Sesampainya di lokasi hunting sunset, kami tidak langsung menuju tanjakan (sunrise point). Kami istirahat terlebih dahulu di warung warga karena masih sangat gelap dan perlu menunggu sekitar 1 jam lagi sunrisenya mulai terbit. Di warung tersebut, ada api arang untuk menghangatkan diri. Kami juga  memesan Indomie dan kopi Good Day. Rasanya sangat nikmat! Makan Indomie panas dan Good Day hangat di tengah cuaca dingin wkwkwk Harganya juga termasuk harga wajar, sekitar 15 ribu untuk Indomie atau Pop Mie, dan 5 ribu untuk kopi Good Day.

Cashing Sunrises

Pukul 4.30, kami memulai pendakian menuju lokasi hunting sunrise. Sudah cukup banyak orang yang berada di sana. Untungnya, kami bersama tour guide yang paham betul daerah ini. Jadi,bisa langsung dapet tempat dengan view yang super cakep dan agak sepi Hehehe. Tour guide kami menjelaskan secara rinci gunung-gunung yang ada di sini beserta sejarahnya, suku Tengger, medan di Bromo, dan banyak informasi lainnya! Oiya, open trip ini sudah termasuk dokumentasi, tour guide kami yang memotret pakai kamera beneran (bukan handphone only) Hehehe. Jadi hasil fotonya sangat bagus. Secanggih-canggihnya i phone 13, tetep bagusan kamera cannon ternyata wkwkwk

   

Jalan Jalan di Sekitar Kawah Gunung Bromo

Puas menikmati sunset dan mengambil foto, kami melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya di sekitar kawah Gunung Bromo. Lokasi pertama yang kami kunjungi adalah area padang pasir Bromo. Dari penanjakan, kami menempuh perjalanan selama 30 menit. Karena sudah terang, saya tidak tidur selama di dalam mobil dan pemandangan di sepanjang perjalanan bagus banget! Meskipun jalanannya naik turun dan terdapat beberapa bagian yang curam, semuanya terbayar dengan pemandangan yang disuguhkan. Saya jadi paham mengapa mobil pribadi tidak diizinkan naik ke penanjakan. Karna yang se-mengerikan itu medannnya, harus bener-bener hafal karakter jalan, skill menyetir canggih dan mobil sesuai untuk medan.

Sesampainya di lokasi, tour guide kami menjelaskan gunung apa aja yang ada di sekitar kami beserta sejarahnya. Lalu photo-photo lagi sepuasnya hehehe. Kami foto di depan jeep, di foto in satu-satu dan diarahin juga posenya, Best deh! hehehe. Kalau mau foto sama kuda juga bisa lhoh! cukup bayar 20 rb aja kalau cuma foto tapi kalau mau naik kuda keliling harganya tergantung negosiasi sekitar 50 sampai 100 rb. Tapi, saat itu kami engga cobain, outfitnya kurang ala-ala juga buat photo sama kuda hehehe.

  

Area Pasir  Pasir Berbisik

  

Kami melanjutkan perjalanan menuju Pasir Berbisik. Di sini, kabut masih cukup tebal, tetapi beberapa kali kami masih dapat melihat pemandangan dengan jelas. Meskipun demikian, pemandangan  di sini tidak kalah indah dengan area sebelumnya. Namun, pasirnya agak keras sehingga tidak bisa “berbisik-bisik”, wkwkwk. Mungkin karena saat itu merupakan musim hujan, pasirnya jadi keras karena kena air. Di lokasi ini, tour guide kami menjelaskan tentang lanskap sekitar dan tentu saja, photo-photo hehehe.

Makan Bakso di Savana

   

Lanjuttt, kami menuju savana. Dua area sebelumnya memang tidak ada sama sekali tumbuhan, hanya pasir dan gunung-gunung. Savana sangat hijau dan ada tanda-tanda kehidupan. Di sini, ada penjual bakso malam dan minuman. Karena sudah lapar, kami memutuskan untuk makan sejenak sambil ngobrol banyak hal. Selain itu, tentu saja mengambil foto-foto lagi, hehehe.

Kawah Gunung Bromo

Saat itu, kami tidak pergi ke kawah Gunung Bromo karena tidak ada yang ingin naik ke atas dan mager wkwkwk. Saya sudah pernah naik sebelumnya dan ada banyak sekali anak tangga yang harus dinaiki. Sebenarnya worth it apalagi kalau bawa drone bisa photo ala-ala. Kurang lebih berikut adalah pemandangan di sekitar kawah:

Lepas dari savana, kami melanjutkan perjalanan ke rumah warga untuk transit dan melewati sebuah kafe yang sedang populer. Namun, kami tidak sempat mampir karena waktu yang tersisa sudah hampir habis dan masing-masing memiliki agenda selanjutnya. Kami hanya singgah sebentar untuk menggunakan toilet.

You Might Also Like