Saudia Airlines

D 4: Raudah, Masjid Bir Ali dan Perjalanan Ke Mekkah

June 18, 2024

Traveling Period, 1 -15 Oktober 2023

Hari ini menjadi hari yang panjang, agenda kami cukup padat dan berpindah kota. Bisa dibilang, hari ini adalah inti dari perjalanan kami melaksanakan ibadah. Selepas sholat subuh, jamaah putri berziarah di Raudah. Sementara, jamaah putra sudah dapat slot kemarin siang. Semalam, ba’da isya’ kami dibriefing tata cara masuk ke Raudah agar berjalan lancar. Mengingat, memasuki Raudah perlu izin khusus dan waktunya terbatas. Data kami sudah didaftarkan oleh travel agent, apabila teman-teman mau daftar mandiri, bisa melalui aplikasi Nusuk. Untuk memasuki Raudah, disarankan mengenakan abaya dan khimar hitam serta cadar. Ketika sholat di dalam Raudah, cadarnya jangan lupa dilepas.

 

Kami mengantre berombongan membentuk barisan seperti ular naga. Walaupun sudah daftar, antriannya cukup lama dan dibagi di beberapa area. Pertama, mengantri di pelataran  Masjid. Lalu, mengantri di dalam masjid. Terakhir, mengantri tepat di pintu menuju Raudah. Penyebutan antrian harus diperhatikan agar tidak ketinggalan rombongan dan reservasinya jadi invalid. Oiyaaa, better pakai sendal atau sepatu yang mudah dilepas karena perpindahan ke area suci cepat sekali jangan sampai antrian terputus.

Saat mengantri di dalam Masjid, rasanya lihat Raudah dari jauh ademmm banget. Ustadzah pendamping menyarakan kami untuk menunggu sambil berdo’a dan mensugesti diri agar dapet di barisan depan. Area Raudah ada di antara tiang yang pillarnya berkelopak. Selain diantara tiang-tiang tersebut, bukan termasuk area Raudah. Jadi, usahakan dapet barisan di depan biar aman. Oiyaaa, di sini jangan mengusap-usap tiang dan benda apapun yaaa, kita berdoanya hanya kepadah Allah.

Waktu di dalam hanya dibatasi 10 menit. Di Raudah, lakukan ibadah sebanyak-banyaknya. Kami disarankan ustadzah untuk melakukan sholat Tahiyatul Masjid, sholat Hajat dan sholat Dhuha. Alhamdulillah kecapai semua :’) Tak jarang, karena berebut kadang ditarik dari yang kebagian baris di belakangnya. Raudah disebut juga sebagai taman surga dan menjadi salah satu tempat mustajab untuk berdoa. Letak Raudah, ada di antara rumah dan mimbar Nabi Muhammad.  Nabi Muhammad beserta kedua sahabatnya, dimakamkan di area ini.

Sembari menunggu teman-teman keluar dari Raudhah, saya dan teman-teman yang sudah berada di luar foto foto dulu dipuas-puasin. Sedih tapi seneng rasasanya. Sebentar lagi, kami harus meninggalkan Kota Madinah untuk beribadah Umroh di Makkah. MasyaAllah, Madinah pagi itu cuacanya adem tapi suasananya hangat dan cantik sekali, langitnya warna ungu, pokoknya bikin kangen <3 Berikut foto-foto yang saya ambil sepulang dari Raudah:

   

Berat sekali meninggalkan Kota Madinah ini, rasanya baru hari kemarin kami tiba, eh ternyata sudah tiga hari di sini. Setelah sarapan sekitar pukul 8 pagi, bus kami melaju menuju Masjid Bir Ali untuk mengambil Miqat. Miqat adalah batas waktu dan tempat dimulainya seseorang melaksanakan ibadah haji / umroh. Di sepanjang jalan. Pak Ustad menjelaskan kembali briefing singkat apa yang akan dilakukan di Masjid Bir Ali dan itinerary hari ini.

Kami tiba di Masjid Bir Ali pukul 9 pagi, pejalanan dari hotel ke sini sekitar 30 menit. Oiyaa, jangan lupa saat mengambil Miqat ini kita sudah harus dalam keadaan berihram. Untuk putra, wajib mengenakan kain ihram dan untuk putri wajib mengenakan pakaian tertutup, standarnya seperti mau sholat. Jadi, tidak boleh lagi memakai topi/peci/kacamata/cadar selama dalam keadaan berihram. Tidak boleh lagi juga menggunting kuku, rambut, memetik pohon hidup (daun dan batang), membunuh hewan dan mengenakan parfum/wewangian lain. Untuk suami istri, juga tidak boleh lagi ada nafsu diantaranya. Apabila melanggar, wajib membayar dam berupa menyembelih 1 ekor kambing. Apabila tidak mampu, memberi makan 5 orang fakir miskin.

Di Masjid Bir Ali, kami juga melaksanakan sholat Tahiyatul Masjid dan Dhuha. Masjidnya bersih, besar dan cantik arsitekturnya walau sederhana. Sepanjangan perjalanan dari Masjid Bir Ali menuju Kota Makkah, pak ustad mengajak kami bertalbiyah bersama sama. Rasanya, sulit untuk dideskrisikan dengan kata-kata, haru, indah dan hati ini tentram sekali hati ini. Ditambah, bus melaju di tengah gurun dan di beberapa lokasi ada sign istighfar, tasbih dan tahmid. Biar lebih kebayang, bisa play dokumentasi saya selama di Madinah, klik di sini untuk linknya 😀

Oiyaa, sepanjang perjalanan bus kena tilang 2 kali karena supir melaju terlalu kencang wkwk Hari sudah gelap ketika kami mulai memasuki Kota Makkah dan tower zam zam mulai terlihat. Pak ustad membangunkan kami yang sebagian besar tertidur. Perjalanan Madinah-Makkah cukup jauh, kurang lebih 7 jam. Tapi, jika naik kereta cepat, 2.5 jam. Pak Ustad mengajak kami bertalbiyah lagi. Sungguh tidak menyesal naik bus bareng rombongan, ambiancenya jadi haruuuu bahagia banget, terlebih ini umroh pertama saya dan Hengky.

Bus berputar beberapa kali karena kami tiba menjelang Isya’. Di sini, 30 menit sebelum memasuki waktu sholat, semua aktifitas dihentikan dan jalanan ditutup. Jadi, kami berputar menunggu jamaah selesai Sholat Isya’. Walaupun sudah menunggu, ketika bubaran tetap pada dan bus kami tidak bisa berhenti tepat di depan hotel. Lokasi hotel kami strategis banget, dari jendela kamar saya, pelataran Masjidil Haram kelihatan 😀 Kami check in dan makan malam di hotel terlebih dahulu sebelum melanjutkan beribadah umroh.

Barang-barang sudah ditempatkan dengan baik dan energi sudah terisi. Kami menuju ke Masjidil Haram untuk sholat jama’ Maghrib Isya’ terlebih dahulu, lalu bersiap melakukan Tawaf.  Masya Allah, akhirnya melihat Ka’bah secara langsung dan sholat di depannya :’)

Tawaf

Tawaf merupakan ibadah yang dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 putaran. Keadaan ketika bertawaf, sama seperti ketika sholat, tidak boleh batal wudhu. Apabila batal di tengah jalan, bisa ambil wudhu terlebih dahulu lalu melanjutkan putaran. Agar tidak tunggu-tungguan karena rombongan kami banyak, kami tidak mencium hajar aswad ataupun Ka’bah. Apabila berkenan, bisa melaksanakannya ketika Tawaf mandiri. Mecium Hajar Aswad berebut sekali, bahkan kadang ada yang scam pura pura bantu tapi di akhir minta bayaran yang tidak sedikit. Jadi, harus hati-hati, mandiri dan meyakinkan diri aja kalau bisa. Selesai tawaf, dilanjutkan dengan sholat sunnah Tawaf. Lalu, minum air zam zam sembari jeda istirahat sebentar sebelum melanjutkan Sa’i.

Sa’i

Sa’i adalah berjalan dan berlari lari kecil diantara bukit Shofa dan Marwa yang dilakukan sebanyak 7 kali. Berbeda dengan Tawaf, saat melakukan Sa’i batal wudhu tidak apa-apa. Sa’i ditutup dengan tahalul, memotong sendikit rambut. Diutamakan yang sudah pernah melakukan ibadah haji/umroh terlebih dahulu yang memotongkan rambut.

Sekuter / Kursi Roda untuk Tawaf dan Sa’i

Apabila, teman-teman dalam kondisi fisik yang kurang prima, untuk melaksanakan Tawaf dan Sa’i, bisa menyewa sekuter / kursi roda. Harga kursi roda saya kurang tau, biasanya banyak calonya dan harga tembak. Saya pernah cobanya pakai sekuter di hari hari terkahir 😀 Harganya, x untuks single dan x untuk bocengan. Jika menggunakan sekuter, Sa’inya ada di lantai 2.

Sekitar pukul 3 Pagi, kami selesai melaksanakan ibadah umroh. Karena waktu subuh sebentar lagi, kami meunggu untuk sholat subuh terlebih dahulu baru lalu kembali ke hotel untuk istirahat. Hari yang cukup panjang, lelah tapi bercampur haru, bahagia dan lega. Mengawali hari dengan di Raudah dan menutup hari dengan melaksanakan Ibadah Umroh :’)

 

 

 

You Might Also Like