Traveling period: 24 – 26 January 2017
Kami bangun pukul 5 pagi setelah alarm lagu kebangsaan Huda berisik banget (nggak ngerti itu lagu apa tapi horror). Saat akan sholat subuh, Liina terlebih dahulu mengecek jadwal sholat. Ternyata subuh di sini pukul 6.07 a.m . Dan benar, pukul 6.07 a.m. langit di Kuala Lumpur masih benar-benar gelap. Sebelumnya, saat check in hotel saya juga kaget karena breakfast card baru bisa diambil pukul 8.30, biasanya kalau di Indonesia pukul 06.00.
Kali ini saya memilih American breakfast, Liina nasik lemak, dan Huda roti canai. Kami sengaja pesan menu berbeda biar bisa saling icip-icip. Karena restaurant hotel tidak beroperasi, kami breakfast di Hailam Kopi Tiam. Restraurant Kopi Tiam tersebut masih satu bangunan dengan hotel. Makanan di Hailam Kopi Tiam ini menjadi satu-satunya makanan yang cocok dengan lidah kami selama berada di Kuala Lumpur.
Selesai breakfast, kami menuju stasiun Plaza Rakyat yang terletak di depan hotel. Lalu, menunggu kereta platform Rapid KL Sentul Timur dengan jalur ke arah masjid jamek. Di sana, kami bertukar dengan Rapid KL Kelana Jaya dengan jalur di arah KL Sentral. Untuk menuju Batu Caves, kami berganti kereta meggunakan Komuter menuju Stasiun Batu Caves yang merupakan stasiun pemberhentian terakhir. Sedikit ribet ya, tapi jalur di sini gampang dipelajari kok!
Peta Rapid KL
Stasiun rapid KL berbeda dengan stasiun MRT tetapi masih berada dalam satu tempat, KL Sentral. Untuk menemukan jalur MRT, kami perlu turun ke stasiun yang terletak di bawah tanah. Cukup tap touch and go card, lalu masuk deh.
Oh iya, setibanya di KL Sentral kami membeli kartu touch and go. Ini semacam e-money yang dapat digunakan untuk menaiki transportasi di KL. Kartu ini juga dapat digunakan untuk berbelanja di toko-toko tertentu lhoh. Harga kartu ini 10 RM, selanjutnya kami perlu membayar untuk mengisi saldo. Selain touch and go, ada juga rapid KL. Akan tetapi, rapid KL hanya valid untuk transportasi tertentu dan tidak valid untuk kereta mono rel. Untuk jalur dekat, kami lebih sering menggunakan rapid KL daripada mono rel atau pun MRT.
Kereta rapid KL dan mono rel datang 5 menit sekali, jadi tidak perlu menunggu lama. Untuk MRT ada di waktu-waktu tertentu tetapi cukup banyak kok jadwalnya. Saat itu kami tidak pernah mengecek jadwal kereta dan alhumdulillah selalu tepat dan tidak menunggu lama.
Letak stasiun Batu Caves berada tepat di depan pintu masuk Batu Caves. Di sini, suasana indianya kental sekali. Banyak turis-turis asing yang datang mengunjungi tempat ini. Tiket masuknya free. Banyak monyet dan burung-burung jinak di sini. Kita juga dapat membeli pakan burung. Begitu pakan dilempar, burung-burung akan cepat mengerubung. Hampir semua pedagang makanan dan pernak pernik adalah orang keturunan India. Namanya juga kuil India hehehe.
Setelah puas foto-foto dan bermain sama monyet, kami menuju goa Batu Caves menaiki 386 anak tangga. Cukup melelahkan. Goa di Batu Caves sangat besar. Di dalamnya dijadikan tempat beribadahan orang India. Mirip seperti Goa di Gunung Kidul tetapi di dalamanya terdapat bangungan dan patung-patung khas India.
Kami menghabiskan waktu sekitar 1 jam di Batu Caves karena mengejar kereta MRT pukul 12.50 untuk kembali ke KL Sentral. Akan tetapi, saat lari-lari sepatu Liina jebol. Setibanya di KL Sentral, kami menuju ke H & M terlebih dahulu untuk membeli sepatu.
Karena hari sudah siang dan kami kelaparan, kami pun menuju food court KL Sentral. Begitu duduk, kami langsung disambut oleh beberapa pelayan yang menawarkan makanan dan minuman. Kami tidak sempat untuk keliling-keliling dan memilih makanan dan memesan kepada pelayan tersebut. Rasanya, hmm mungkin lidah saya memang kurang cocok untuk makanan selain makanan jawa. Tapi the tariknya enak banget!
Selesai makan (dan nggak ada yang habis kecuali minum), kami menuju stasiun bus yang terletak di lantai paling bawah KL Sentral. Kami membeli tiket bus + cable car Genting Highland PP seharga RM 25. Saat menunggu bus berangkat, ada stranger yang nanya ke kami pakai bahasa India. Kami nggak ngerti tapi dia tetep nanya. Dia pun menunjukkan sms di handphonenya kalau dia mencari Rapid KL menuju Putra Jaya. Setelah saya jelaskan dengan Bahasa Inggris + Bahasa Isyarat, dia pun ngerti dan berpamitan pergi.
Di dalam bus menuju Genting Highland
Genting Highland adalah dataran tertinggi di Kuala Lumpur. Untuk menuju ke sana kami menggunakan bus dari KL Sentral menuju stasiun cable car. Setelah hampir 1,5 jam di perjalanan, kami berganti dengan cable car untuk menuju puncak. Sepanjang perjalanan, kami dapat melihat pemandangan bukit-bukit, kuil chin swee, dan beberapa resort yang terletak di Genting Highland.
Gambar cable car yang kami naiki, berkabut banget begitu sampai atas. Bawahnya, gambar di sekitar indoor theme park Genting Highland.
Awalnya kami tertarik untuk mengujungi kuil Chin Swee. Akan tetapi, ternyata lokasinya cukup jauh dari stasiun pemberhentian terkahir kami. Akhirnya, kami hanya jalan-jalan di sekitaran Genting Highland. Di sana ada indoor theme park semacam Trans Studio Bandung, Casino, dan Resort. Kebetulan, kami ke sana saat akan perayaan imlek dan toko-toko seperti cotton on, vnc, dan hush puppies sedang diskon besar-besaran. Dan yang kami lakukan di sana hanyalaaah belanja!
Setelah puas berbelanja dan keliling-keliling, kami kembali ke stasiun bus menggunakan cable car pukul 7 p.m. Suasana masih terang tetapi kabut tebal turun karena sore itu hujan. Saya sempat takut karena ada suara petir dan lampu hazard menyala. Cable car juga sempat berhenti beberapa saat tetapi kami harus benar-benar kembali ke KL Sentral sebelum hari gelap. Di stasiun bus, kami sempatkan untuk sholat terlebih dahulu. Ada satu musholla di sini yang terletak di lantai 1, jika bingung satpam pasti akan memberi tahu. Kalau di Gentingnya, ketika saya tanya satpam katanya tidak ada musholla.
Kami tiba di KL Sentral sekitar pukul 9 malam dan langung menuju Groceria untuk membeli beberapa camilan dan buah. Di groceria ini ada es krim kitka dan milo lhoh! Banyak coklat-coklat dan es krim yang nggak ada di Indonesia. Sebenernya saya pengen beli es krim kit kat, tapi karena sudah malam, dingin, dan takut flu akhirnya saya cuma foto es krim nya saja. Huda dan Liina mampir ke toko buah untuk beli jus dan buah potong (padahal jus nya nggak diminum sampai pagi udah basi wkwk). Karena sudah benar-benar kelelahan, kami segera menuju stasiun kereta untuk menuju ke hotel. Sesampainya di hotel udah capek banget, mandi langsung tidur.
Lanjut ke Kuala Lumpur Day 3 klik di sini