Jepang

A – Z Persiapan Ke Jepang

May 18, 2017

Traveling period: 9-16 Mei 2017

Perjalanan ke Jepang berawal dari obrolan iseng dengan teman saya. Ya, kami membayangkan serunya hunting foto di Jepang saat musim semi. Akhirnya, nekat issued tiket pada akhir Februari 2017 untuk keberangkatan 9 Mei 2017. Kurang lebih selama dua bulan itu saya dan teman saya mempersiapkan segala sesuatunya di tengah-tengah kesibukan mengerjakan tugas akhir. Apa kabar tugas akhir? .___. Mulai dari deg-deg an tiket pesawat promo yang kata agen travel tinggal satu seat hingga AirBnB yang kami inginkan sudah pada di-booked orang. Budget di Jepang, sebisa mungkin tidak lebih dari 10 juta per orang untuk 8 hari all in (exclude oleh-oleh).

  1. Tiket Pesawat

Untuk perjalanan ke Jepang kali ini, saya menggunakan maskapai ANA yang merupakan maskapai bintang limanya Jepang karena sedang promo. Kalau di Indonesia, ini sepertinya Garuda Indonesianya Jepang.  Saya mendapatkan tiket direct flight Jakarta-Tokyo PP dan Osaka-Tokyo seharga Rp 4.750.000,- ! Tiket ini, jika dibeli dengan harga normal Rp 11.477.300,-. Wow, dua kali lipat lebih. Nah, jika menggunakan maskapai Air Asia, saat Big Sale atau Final Call harganya bisa dibawah 3 juta rupiah tetapi exclude lunggage dan meal, juga harus transit di Kuala Lumpur. Bahkan, teman saya pernah ada yang menggunakan maskapai Air Asia untuk Jakarta-Osaka transit di Kuala Lumpur dengan harga 2 juta pp!

  1. Visa

Menurut blog walking yang saya baca, cara mengurus visa Jepang mudah dan jarang ditolak asalkan persyaratannya lengkap. Oh iya, saya mengajukan visa Jepang karena paspor saya masih paspor biasa, bukan e-paspor. Harga visa Jepang adalah Rp 370.000,- untuk single entry dan Rp 740.000 untuk multiple entry. Bedanya, single entry itu untuk masuk sekali saja ke Negara Jepang kalau dan multiple entry bisa berkali-kali masuk ke Negara Jepang dalam jangka waktu 3 tahun. Karena kali ini saya butuhnya hanya sekali saja, saya pun memilih visa single entry. Persyaratan mengenai visa Jepang bisa dilihat di laman resmi kedutaan Jepang di sini.

Tentang masalah saldo minimal harus sekian juta, saat itu saldo saya dibawah 5 juta. Awalnya saya ragu, apakah harus inject saldo terlebih dahulu atau tidak. Menurut yang sudah berpengalaman, diinject dulu saja. Saya inject saldo saya dari rekening ibu sebesar 25 juta. Sebenarnya, tidak ada ketentuan saldo harus berapa. Hanya saja, untuk jaga-jaga. Saya  mengajukan visa Jepang secara mandiri di Japan Embassy Jakarta. Finally, setelah 3 hari masa kerja visa Jepang sudah menempel cantik di paspor saya. Tapi, saya ambilnya 4 hari kemudian. Pengalaman, syarat, dan cara apply visa Jepang ada di sini. Hehehe. Yeay!

  1. Penginapan

Sedari awal, saya sudah berniat untuk menggunakan AirBnB sebagai tempat penginapan karena harga hotel di Tokyo itu sangat muaaaahal. Harganya sekitar 1 juta untuk kategori hotel yang biasa-biasa saja. Sedangkan, untuk hostel, saya merasa kurang pas dengan perjalanan saya di Tokyo karena hostel di Jepang biasanya berbentuk dorm atau capsule. Berhubung saya berdua dengan teman saya dan kami membawa barang cukup banyak-juga mungkin belanjaan yang cukup banyak, pasti ribet untuk packing, dandan, dan mempersiapkan segala sesuatu di dalam capsule atau dorm. Maka dari itu, kami pun memilih menggunakan AirBnB selama di Tokyo. Jadi, bisa dapat private room dengan harga murah.

Di Osaka, kami tidak ada agenda belanja sehingga kami tidak memakan banyak tempat untuk mengobrak-abrik koper. Berbeda dengan Tokyo, harga penginapan di Osaka lebih murah. Pilihan saya dan teman saya pun jatuh Sun Plaza Hotel karena dekat dengan stasiun dan dekat dengan Namba. Beruntungnnya, ternyata hotel ini juga private room. Total untuk penginapan di Jepang kali ini per orang menghabiskan kurang lebih Rp 1.000.000. Detailnya, saya menginap 4 malam di Tokyo dan 2 malam di Osaka. Berikut nama, harga, dan alamat tempat saya menginap selama di Jepang.

TOKYO via AirBnb

Nama    : The cheapest 2-bed-dorm , 1 min’s walk to metro

Harga    : Rp 700.000/ orang untuk 4 malam (sudah dikurangi kredit AirBnb).

Alamat  : Dekat Machiya Subway

Review  : Hospitality yang menyenangkan, ada ruang makan dan kita bisa ngobrol dengan penjaga hostel. Saat itu, penjaga hostelnya berasal dari Kanada dan Perancis. Kita juga bisa ngobrol dan berkenalan dengan traveler lain di ruang utama ini. Dapurnya komplit, minyak goreng dan segala bumbu ada. Ada juga loker di dapur untuk menyimpan makanan kita. Kamarnya sempit, seperti hotel dan hostel di Jepang pada umumnya tapi ada satu meja kursi dan kulkas besar di dalam kamar. Kamar mandi di luar dan bersih. Kurangnya adalah sekat kamar tidak terlalu kedap suara sehingga suara dari kamar sebelah sedikit terdengar. Karena dekat dengan subway, cocok untuk yang ingin menggunakan subway pass.

 

OSAKA via Booking.com

Nama    : Sun Plaza Hotel

Harga    : Rp 300.000/ orang untuk 2 malam

Alamat  : 557‐0004, Osaka, Nishinari‐ku Haginochaya 1‐2‐22

Review   : Bangunan luarnya memang terlihat usang, tapi dalamnya lebih bersih dari yang ada di foto. Ada tv, kulkas, meja kecil, dan ac di dalam kamar. Kamarnya sempit tapi cukup untuk menaruh dua koper segede gaban dan menggelar dua futon. Saya memesan kamar Japanese Style. Kamar di hotel ini lebih kedap suara dari pada kamar yang saya pesan waktu di Tokyo. Kamar mandinya di luar dan bersih. Sedikit jauh dari subway tapi dekat dengan stasiun JR.

  1. Transportasi

Sebagai budget traveler, saya memilih moda transportasi yang semurah dan seefektif mungkin. Mengingat, transportasi di Jepang itu costly alias mahal. Beberapa kartu pass menjadi pilihan saya. Hampir semua transportasi di Jepang memiliki website resmi sendiri. Beberapa juga bisa reservasi online sehingga sangat mudah untuk menemukan info akurat dari website resmi. Berikut beberapa transportasi dan kartu pass yang saya gunakan di Jepang.

LIMOUSIN BUS

Bus ini adalah alat transportasi paling murah untuk menjangkau pusat kota Tokyo dari Narita / Haneda Airport. Harganya 1,000 yen sekali jalan. Jika beruntung ada promo menjadi 800 – 900 yen. Saya membeli langsung di counter Bandara Narita karena takut terlambat jika membeli online.

TOKYO SUBWAY PASS 

Alat transportasi untuk keliling Tokyo yang paling mudah dan murah adalah subway. Ada tiga macam kartu pass subway, yaitu one day pass seharga 800 yen, two day pass seharga 1200 yen, dan three day pass seharga 1500 yen. Selain subway, ada juga kereta JR. Akan tetapi JR pass harganya jauh lebih mahal walaupun bisa menjangkau seluruh Jepang. JR Pass ini hanya ada 7 days pass seharga 29.110 yen atau kurang lebih 3,5 juta .

OSAKA ONE DAY PASS ECO CARD

Di Osaka, saya memilih pass ini karena murah dan tidak hanya mengcover subway train saja, tapi juga bus dan tram. Harganya 600 yen dan dapat dibeli di feeding machine di stasiun subway manapun di Osaka. Rutenya juga menjagku tempat-tempat favorit wisatawan. Selain itu, jika menunjukkan pass ini bisa mendapat diskon di tempat-tempat wisata lhoh! Lagi pula, di Osaka saya tidak mengunjungi tempat wisata yang berbayar. Jika ingin mengunjungi tempat wisata yang berbayar, lebih baik menggunakan Osaka Amazing Pass karena entrance fee beberapa tempat wisata digratiskan menggunakan pass jenis ini.

WILLER BUS

Saya menggunakan Sleeper Willer Bus untuk transportasi dari Toyama menuju Osaka. Busnya benar-benar sleeper dan harganya affordable.  Tempat duduknya mirip seperti pesawat premium ekonomi, ada tutup kepala, leg room yang nyaman, dan juga colokan listrik! Naik bus ini tidak kerasa, bangun-bangun sudah sampai sampai Osaka. Padahal waktu tempuh perjalanan 6 jam. Willer bus juga ada passnya, 3 Day Pass 10,000 yen di hari biasa dan 12,500 yen di hari kerja. Jika beli ngeteng, dari Toyama ke Osaka saat itu harganya 6,700 yen.

SHINKANSEN

Tidak lengkap rasanya mengunjungi Jepang tanpa mencoba kereta tercepat di dunia . Saya pun berkesempatan untuk mencoba kereta tersebut, yaitu Hokuriku Shikansen dari Tokyo menuju Nagano. Saya memilih yang non reserved seat jadi harganya lebih murah. Tapi, tetap saja mahal 🙁 . Ini adalah transportasi termahal saya selama di Jepang, yaitu 7.930 yen! Tapi, untuk pengalaman naik kereta tercepat tidak apa-apa lah… Dari Tokyo ke Nagano menggunakan Shinkansen ini tidak sampai dua jam. Kalau naik bis 5 jam. Saya berada di gerbong biasa, bukan green. Walaupun begitu, leg roomnya juara, longgar banget.

  1. Makanan

Harga makanan di Jepang jika makan di restoran sangaat muahal. Sekali makan, kita bisa menghabiskan beberapa ratus ribu. Nah, alternatifnya bisa makan di pinggir-pinggir seperti di Yoshinoya, sushi, dan membeli bento / onigiri di Lawson. Karena makanan saya harus halal, sushi, onigiri, yoshinoya beef, dan ramen-ramen halal menjadi pilihan saya. Favorit saya adalah onigiri di sevel karena enak banget. Jika di Tokyo kita hanya bisa menemukan sushi dan ramen, di Osaka kita dapat menemukan takoyaki dan okonomiyaki hampir di semua tempat! Harga makanan di Osaka lebih murah daripada di Tokyo. Dapat dibilang, Osaka merupakan surganya makanan. Di Osaka, saya juga mencoba sushi 100 yen. Tapi, karena kalap dan enak pake banget, totalnya jadi lebih dari 500 yen lebih 🙁 .

  1. Itinerary

Setelah blog walking dan mengumpulkan banyak list, sudah saatnya saya merangkai dalam bentuk itinerary. Untuk perkiraan harga dan jarak tempuh dari satu tempat ke tempat lain, saya dibantu rome2rio.com dan hyperpedia.com. Untuk info tempat wisata saya lebih banyak membaca jalan2jepang.com , matchajepang.com , aristo.id , dan infojepang.com. Berikut merupakan itinerary saya selama 8 hari 7 malam di Jepang.

Day Destination
1 Narita Airport
2 Tokyo Disney Sea
3 Ueno
Asakusa
Shinjuku
Harajuku
4 Fuji Shibazakura
Shibuya
5 Tateyama Kurobe Alpine Route
6 Osaka Castle
Namba
Dontonbori
7 Strolling Osaka
8 Itami Airport
Narita Airport
  1. Tiket Masuk Wisata

Kata orang-orang, berburu tiket-tiket promo dan penginapan murah itu ngeri-ngeri sedaap. Tiket wisata memang lebih baik dibeli secara online untuk menghindari habisnya kuota dan antrian yang panjang. Sebisa mungkin, saya juga mencari yang promo-promo. Tapi, website yang digunakan juga harus kredible. Website seperti klook.com menjadi andalan saya.

TOKYO DISNEY SEA

Saya beli di Klook.com seharga Rp 887.000. Jika membeli di travel agent, harganya sekitar 1 jutaan. Jika membeli langsung, menurut blog walking antrinya denger super panjang. Jadi, untuk menghemat waktu dan menghindari capek ngantri, saya beli telebih dahulu. Dan jangan lupa di print karena hanya boleh dalam berbentuk kertas. Kalau lupa dan mager  ngeprint, bisa ngeprint gratis di stasiun metro Tokyo Disney Sea. Gratis kok nge-printnya.

TATEYAMA KUROBE ALPEN ROUTE

Karena keberangkatan saya mulai dari Nagano, tiket tidak dijual online. Saya pun harus membeli tiket langsung di Jepang. Harganya untuk satu route full (tidak beli ngeteng) one way adalah 9.000 yen. Tiket bisa dibeli bolak balik atau one way. Karena tujuan saya memang Tokyo-Nagano, Nagano-Toyama, dan Toyama-Osaka, saya hanya beli one way. Jika berangkat start Toyama dan berakhir di Nagano, tiket bisa dibeli website resmi di sini. Kebetulan, saat saya ke sana ada rombongan tour dari Indonesia dan saya dikasih harga tiket tour karena dikira bagian dari tour! Hehehe. Jadi, saya hanya bayar 8,290 yen.

  1. Money Changer

Tentunya ini super wajib dan tidak boleh dilewatkan. Saya menukarkan uang rupiah ke yen dan dolar. Saya memilih tukar ke dolar biar ringkas bawanya dan kalau di tukar di Jepang harganya tidak jatuh. Jika menukar rupiah ke yen di sana, siap-siap gigit jari. Ketika di Indonesia, saya menukar di money changer Bandara Adi Sucipto dengan rate 1 yen = 120 rupiah . Ketika di Jepang, saya menukar dolar ke yen di Narita Airport rate 1 dolar = 110 yen, Mizuo Bank 1 dolar =111 yen dan penukaran konvensional Shinjuku 1 dolar = 112 yen.

  1. Sim Card

Saya membeli Sim Card di Bandara Narita. Kenapa Sim Card? Karena kalau perginya cuma berdua ternyata lebih murah sim card daripada portable wifi. Sim Card yang kami beli adalah Docomo untuk 14 hari. Saya lupa harganya berapa, kalau tidak salah 3500 an yen.

10. Aplikasi Smartphone

Berhubung saya membeli sim card, internet dapat menjadi media utama saya mencari batuan informasi. Dan saya pun menginstal beberapa aplikasi yang berguna untuk menunjang kelancaran perjalanan saya selama di Jepang seperti rome2rio.com dan muslim pro.

 

 

Yap! Begitulah persiapan saya ke Jepang tanpa travel agent selama dua bulan. Terhitung mepet karena rata-rata saat blog walking pada beli tiket satu tahun sebelum. Tulisan ini saya buat sebelum pergi ke Jepang dan saya sempurnakan setelah kepulangan saya dari Jepang agar informasinya benar-benar valid. Semoga bermanfaat!

 

You Might Also Like