Travel Period, 1-15 Oktober 2023
MasyaAllah, rasanya hari Jumat di tanah haram itu adem banget walau cuaca panas terik. Hari ini, dari travel tidak ada agenda agar jamaah bisa fokus untuk beribadah di Masjidil Haram. Saya dan Hengky, di sela sela istirahat menyempatkan diri untuk explore sekitar Masjidil Haram dan belanja oleh-oleh. Lokasi toko-tokonya dekat dengan Masjidil Haram, bisa dijangkau dengan jalan kaki.
Sarapan Al Baik
Mengingat sarapan di hotel bagaikan war karena antriannya buanyak banget dan lagi bosen makanan hotel, saya dan Mba Nita, teman sekamar sekaligus tour leader di perjalanan ini, jalan jalan untuk cari jajan di mall Jabal Omar. Kami membeli Al Baik. Rekomendasi dari Mba Nita yang sudah suhu puluhan kali ke tanah suci, menu yang paling enak di sini spicy shirmp. Dan beneran enak banget! Saya sampai beberapa kali ke sini 😀 Oiya, porsi makanan di sini gedhe, jadi bisa buat 2 kali makan. Antrian putri dan putra di pisah. Biasanya, antrian putri jauh lebih dikit.
Ke Bin Dawood
Di Mall Jabal Omar ini, ada supermarket yang sangat terkenal di Saudi, Bin Dawood. Ini bisa jadi solusi tempat oleh-oleh kalau temen-temen males tawar menawar. Saya membeli coklat-colkat, susu al marai (wajib coba!), keju al marai dan jus kemasan lupa merknya tapi rasanya fresh banget! Makanan dan perlengkapan rumah tangga yang dijual di supermarket ini lengkap banget dan harganya standar, affordable.
Beli Parfum di Al Musbah
Di Madinah ataupun Makkah, saya sering banget lihat Al Musbah. Kata Mba Nita, ini semacam the bodyshop-nya Arab Saudi. Awalnya niat saya mau nemenin Mba Nita aja belanja, eh malah ikutan bungkus juga. Kebetulan waktu itu lagi ada promo bundling, beli parfum gratis body mist. Pas sampe Indonesia, keluarga saya banyak yang mauuu jadi nyesel belinya kurang banyak 😀 Kami milih lama banget, dengan sabar mas yang jaga menjawab dan rekomendasiin ini itu. Pilihan saya jatuh ke Cashmere. Sampai sekarang parfumnya tiap hari saya pakai, bukan typical yang eneg tapi long lasting manis gitu.
Beli Abaya
Sore hari selepas sholat ashar, saya dan hengky belanja cari kenang-kenangan buat kami. Uang riyal cash sudah habis, jadi kami tarik dulu karena belanjanya di pasar. Oiya kami bawa riyal dari Indo dikit, ternyata narik dari ATM di sini rate nya bagus dan admin fee-nya reasonable. Jadi, next sepertinya kalau ke Saudi lagi engga perlu bawa riyal dari Indonesia hehehe Kami ke pasar yang ada di Al Ajyad Street . Sebenernya ini bukan pasar banget sih, mirip kayak ITC gitu. Hengky beli jubah dan aku beli abaya. Jangan lupa, kalau di sini harus selalu nawar ya!
Cafe Moment Makkah
Sejak tiga bulan yang lalu, mungkin karena nyari-nyari referensi Makkah Madinah, FYP tiktok saya banyak muncul cafe ini. Namanya Cafe Moment. View cafe ini memang cantiiik sekali, langsung menghadap ke pelataran masjidil haram, pintu xxx. Kayanya ini ga cuma viral di Indonesia aja tapi di banyak negara karena waktu kami ke sini rame banget. Biasanya, kalau mau makan di sini harus ngantri dulu terutama kalo mau duduk pinggir jendela. Waktu itu, kebetulan ada yang baru banget kosong buat 2 seat walau di pojok tapi tak apa yang penting ga antri lama dan bisa segera pesen makanan mengingat satu setengah jam lagi udah maghrib. Kami pesen dessert dan 1 set teh arab karena. Bayangan saya rasa tehnya mirip teh tarik gitu ternyata bedaaaa, rasanya teh rempah dan jujur di lidah saya agak kurang cocok hehehe tapi waktu difoto cantikkk 😀
Mendaki Jabal Nur
Malam ini, salah satu agenda yang ditunggu, mendaki Jabal Nur menuju Gua Hira. Acara ini adalah optional, bisa ikut dan bisa tidak. Jika mau ikut, ada additional biaya tambahan sebedar 248 ribu rupiah untuk sewa bus. Melihat yang berseliweran di FYP dari bukit Jabal Nur bisa melihat city view Kota Mekkah dan merasakan berada langsung di Gua Hira, kami sangat excited. Gak kebayang sebelumnya butuh persiapan apa dan tenaga sebesar apa. Ternyataaaa wkwkwk cukup sekali sajaaa. Karena jalannya MasyaAllah terjal berbaru nanjak ke atas terus. Cukup menantang kami yang belom pernah naik gurung dan jarang jalan kaki jauh. Mendaki Jabal Nur, memakan waktu sekitar 1.5 jam, baju kami sampai basah kuyup :’D Kami berhitung dan tiap 50 langkah berhenti dulu istirahat. Di sepanjang perjalanan, ada beberapa pedagang souvenir dan minuman.
Waktu sampai di atas MasyaAllah cantik sekali, beneran bisa lihat city view Makkah dan Ka’bah secara langsung dari sini. Kami mulai mendaki pukul 9 malam dan selesai kembali ke parkiran pukul 1 malam. Walaupun tengah malam. tempat ini ramai. Banyak jama’ah yang mendaki di malam hari karena kalau siang terik banget. Gak cuma anak muda, banyak kakek nenek berusia lanjut yang semangat mendaki bukit ini juga. Jadi motivasi kami buat ga menyerah di tengah jalan 😀
Bukit ini merupakan salah satu bukit penting dalam sejarah islam. Di sini lah Nabi Muhammad menerima wahyu pertama, Iqra’, lebih tepatnya di Gua Hira. Lokasi guanya setelah puncak Janal Nur, belok tinggal turun sedikit. Kebayang ga sih dulu Siti Haiar naik turun bukit mengirimkan makanan untuk nabi 3 kali sehari saat hamil 8 bulan dan waktu itu tanpa tangga, mendaki bebatuan :’) Kami tidak turun sampai ke Gua Hira karena lihat dari atas gua nya padat banget dan antri. Banyak orang berebut masuk. Jadi, kami hanya menikmati pemandangan dari atas Jabal Nur saja. Kabarnya, di area ini sedang dibangub telefrik dan akses yang lebih baik menuju bukit Jabal Nur. Nanti start Telefriknya dari museum wahyu yang hari kemarin kami kunjungi. Jadi, ga perlu lagi mendaki secara manual, tinggal duduk manis. Hehehe.
Saya kira turunnya akan mudah, tertanya tetap terasa sekali di lutut :’) sampai harus pegangan biar cepet turunnya. Oiya, kalau mau mendakit disarankan banget bawa tongkat daki, senter dan air minum minimal 1 liter. Tapi kalau mau beli air di atas juga gapapa, harganya masih reasonable, 2 riyal. Kalau beli di toko bawah, harganya 1 riyal. All in all worth it banget mendaki Jabal Nur, melihat langsung tempat turunnya wahyu, city view kota mekkah dan merasakan perjuangan Nabi beserta istri menerima wahyu pertama. Ohiyaa jangan lupa siapin koyo, efek dari medaki gua hira ini di saya capek pegelnya 2-3 hari.
Dari rombongan yang ikut, tidak semua naik. Beberapa batal ikut karna kecapean, beberapa menunggu di bus, beberapa putar arah. Tidak perlu dipaksakan, terlebih ibadah umroh juga memerlukan tenaga fisik lagi. Jadi, semampu badan kita saja. X3