Di hari ke 12, agenda kami perjalanan darat panjang selama 7 jam dari Pamukkale menuju ke Istanbul mampir Bursa. Ternyata, Bursa ini dekat banget dengan Istanbul, sebelah-sebelahan. Bursa merupakan ibukota pertama di masa kesultanan Turki usmani. Jadi banyak bangunan bersejarah di sini. Selain itu, ketika musim dingin ada gunung yang bisa buat ski, bermain salju atau sekedar sight seeing.
Jalan pagi di sekitar hotel
Sebelum checkout, kami menyempatkan untuk jalan-jalan di sekitar hotel. Ada kolam renang besar dan hot spring pool. Hmm rasanya pengen nyebur tapi waktu kami terbatas. All in all hotel ini kamar nya bersih rapih, makanan beragam enak dan ada hot spring poolnya <3
Balon udara di Pamukkale
Pagi di Pamukalle kami disuguhi pemandangan langit biru bersih dengan balon udara cantik bertebaran. Di sini, ternyata juga ada balon udara seperti Cappadocia tapi lebih sedikit. Mengudara di atas Hierapolis dan Cotton Castle. Selain balon udara, ada beberapa permainan udara lainnya seperti paralayang dan pesawat kecil.
Lunch di Local Restaurant
Setelah 4 jam perlanan, kami mampir lunch di rest area. Menu makanannya as always nasi dengan ayam ditemani roti. Tidak ketinggalan, ada sup juga. Nasinya seuprit karena ada sumber karbohidrat lain dari roti. Selain air putih, pilihan minumannya ada kopi.
Belanja Turkish Delight dan Saffron Munira
Di Bursa, kami mampir ke toko oleh-oleh Munira. Spesialis mereka Turkish Delight dan Saffron berbagai macam grade. Kami membeli grade A dari Iran. Khasiatnya buat menurunkan kolestrol, gula darah hingga meningkatkan mood. Bisa buat campur masak juga tapi sayang mahal hehehe Kami juga membeli turkish delight. Oiya, kita bisa minta samplenya dulu sebelum membeli dan emang enak-enak banget! Manis tapi tidak eneg. Hengky yang tidak terlalu suka manis tetep doyan. Bahkan dia irit-irit makannya pas sudah sampai Jakarta biar ga cepet abis 😀
Ulu Cami Bursa
Ini merupakan masijd tertua di Turki yang masih terawat dan berdiri kokoh hingga seakarang. Masjid ini sering disebut masjid hijau karena interiornya didominasi warna hijau. Uniknya, di tengah masjid ada air mancur cantik yang digunakan untuk berwudhu. Di sini, kami sholat tahiyatul masjid dan ashar.
Tidak hanya untuk beribadah, beberapa pengunjung juga datang untuk melihat arsitektur dan berfoto-foto. Arsitekturnya bergaya ottoman. Keunikan lainnya, masijd ini memiliki 20 kubah yang berfungsi untuk memantulkan suara sehingga suara Imam dapat menjangkau ke seluruh masjid walau tanpa mic. Di setiap interior tembok dikelilingi kaligrafi. Untuk perempuan, jika masuk ke masjid wajib menggunakan pakaian sopan dan penutup kepala.
Sepulang dari Ulu Cami Bursa, kami mampir dinner di rest area. Kali ini menurnya agak beda karena tidak ada ayamnya. Tapi sup tetap masih ada. Menunya semacam nugget lamb. Hengky tidak suka kambing jadi dia tidak makan dan membeli pop mie. Untung ada yang jualanan pop mie 😀 Harganya 25 ribu.
Perjalanan panjang hari ini diakhiri dengan istirahat dihotel yang sama saat tiba di Turki hari pertama, Retaj Hotel. Happy balik ke hotel ini karena hotelnya bagus dan ga sabar breakfast esok hari mau ambilin madu dari sarangnya 😀