Pagi yang melelahkan ini, diawali dengan hitung-hitungan membalance-kan dolar dan melunasi hutang piutang serta menghabiskan snack-snack yang masih tersisa. Kami berencana checkout, makan di Indian Restaurant dekat hotel, ke Haji Lane, Orchard Road, dan membeli oleh-oleh. Ternyata, rencana itu tertalu muluk karena waktunya sangat mepet dan jadilah kami tidak sempat berfoto di patung merlion icon Singapura 🙁 . Next time yaa patung, semoga kamu masih selalu disitu. Sebenernya, tidak ngebet-ngebet banget untuk berfoto disitu. Tapi, mami dari kemarin request via wa kirimin foto di depan singa.
Indian Restaurant

Makanan Hengky dan ice tea
Setelah checkout dari hotel sekitar pukul 9.30 pagi, kami menuju Indian Restaurant. Saya memesan Paratha telor dan ice tea, Liina memesan Paratha Banana dan hot tea, dan Hengky memesan tatata (lupa namanya, makanan Hengky gambar di atas 😀 ) telor. Ice tea nya dikasih susu walaupun gak minta. Wkwk. Kayaknya default nya seperti itu. Kebetulan saya suka milk tea. Jadi, untuk yang tidak suka sebaiknya ditanyakan dan request ice tea-nya tidak pakai susu.
Total makan kami bertiga adalah 8.20 SGD. Rasa paratha telor mirip makan kulit martabak diceploki telor. Lalu, dicelup-celup kuah kari. Not bad, masih bisa diterima lidah walau tetap sedikit hambar karena bumbu karinya kurang kuat. Hehehe. Punya liina rasanya manis dan tidak dicelup kuah kari, saya tidak suka banana jadi gak mencicipi. Dan punya Hengky rasanya abstrak. Kulit serabi diceploki telor dicelup saus santan. Hmmm gimana tuh, rasanya membingugkan. Porsi Hengky juga lebih besar daripada yang lain.
Haji Lane

Spot foto sejuta umat
Hotel kami jauh dari MRT tetapi dekat dengan Bus SBS Transit. Untuk menuju Haji Lane, kami menaiki Bus. Kartu Singapore Tourist Pass kami sudah tidak berfungsi sehingga harus membayar cash. Harganya sekitar 1.2 SGD per orang. Bus yang kami naiki bus tingkat, jadi enak buat seight seeing kota. Cara naik bus nya, tinggal naik aja sesuai nomor bus. Untuk tahu nomor bus nya, bisa lihat di peta yang ada di setiap pemberhentian. Lalu, tanya ke drivernya harga buat ke Haji Lane berapa dan masukin dolar ke mesin timbangan uang. Mesin itu akan mengkalkulasi uang kita kurang atau kelebihan. Jadi, driver bus tidak perlu ribet dengan kalkulasi uang.

Hengky dan gelang avengers
Setibanya di Haji Lane, kami langsung menuju spot foto sejuta umat. Lokasi ini sangat asyik untuk dijelajahi dan banyak spot foto lucu. Banyak cafe-cafe ala-ala yang sangat bagus buat foto. Namun, karena waktu akhirnya kami to the point langsung foto di tempat para hijabers biasa berfoto. Kurang lebih kami menghabiskan waktu di Haji Lane 30 menit.
Chinatown
Di Chinatown , kami fast shopping mengingat jam sudah pukul 12 siang dan flight kami jam 14.25. Normalnya, harus tiba persiapan check in, imigrasi, dan segala rupa sejam sebelum flight, jam 13.25. Di sini, kami berbelanja tempelan kulkas, kaos, gantungan kunci, dan air minum. Harganya tidak terlalu mahal tapi rinciannya saya lupa. Hehehe. Gantungan kunci 5 SGD dapat 3 pack (1 pack isi 6), tempelan kulkas 1 SGD, dan kaos 10 SGD dapat 2 kalau gak salah.
Terminal 4 Changi

Check in dengan robot
Terminal baru di changi ini baru dibuka November 2017 dengan mengusung tema humanless airport. Check in, imigrasi, dan masuk pesawat dilayani robot 😀 . Perjalanan ke terminal 4 ini seperti latihan lari maraton. Kami tiba di stasiun MRT Terimal 2 bandara changi pukul 13.30. Lalu, menukar kartu tourist pass terlebih dahulu. Lumayan, refundnya 10 SGD per kartu. Kemudian, lari-lari naik bus ke terminal 4. Di sini, print boarding pass dan ke gate imigrasi. Setelah dari gate, rencananya mau ke duty free buat ngabisin dolar. Tapi, ternyata udah disuruh naik pesawat. Kami berterimakasih banyak pada robot imigrasi karena cepat dan nggak ngantri. Kalau saja imigrasi masih manual dan antrian panjang, kami sudah tertinggal pesawat 🙂 .

Automated Immigration
*Dibalik cerita betapa beruntungnya proses imigrasi cepat dan check in tanpa ngantri, ternyata Liina salah naik bus muter-muter dan akhirnya order grab sampai dolar dia habis. Sad to hear that. Tapi, akhirnya dia sampai Batam juga dan ke Bintan naik kapal Roro karena dolarnya habis. Wkwkwk.